“Jamur” termasuk organisme eukariotik karena sel penyusunnya telah memiliki membran inti. Sel jamur juga memiliki dinding sel dari bahan kitin (chitine) yang merupakan polimer karbohidrat mengandung nitrogen. Zat ini juga terdapat pada eksoskeleton hewan arthropoda, seperti laba-laba dan serangga. Senyawa kitin bersifat kuat, tetapi fleksibel. Ini berbeda dengan tumbuhan umum yang dinding selnya tersusun dari selulosa dan bersifat kaku.
Umumnya jamur merupakan organisme bersel banyak (multiseluler), tetapi ada juga
yang bersel tunggal (uniseluler), contohnya jamur ragi tape (Saccharomyces sp).
Tubuh jamur bersel banyak terdiri atas benangbenang halus yang disebut hifa. Kumpulan hifa
jamur membentuk anyaman yang disebut miselium. Pada jamur multiseluler yang hifanya tidak bersekat (asepta), inti selnya tersebar di dalam sitoplasma dan berinti banyak. Jamur jenis ini disebut jamur senositik (coenocytic). Sedang yang bersekat umumnya berinti satu dan disebut sebagai jamur monositik (monocytic).
Bentuk jamur mirip dengan tumbuhan, tetapi jamur tidak memiliki daun dan akar sejati.
Jamur memiliki ciri-ciri, antara lain:
1. Tubuh bersel satu atau banyak.
2. Tidak berklorofil, bersifat parasit atau saprofit.
3. Dinding sel dari zat kitin.
4. Tubuh terdiri dari benang-benang halus yang disebut hifa.
5. Hifa bercabang-cabang membentuk anyaman yang disebut miselium.
6. Keturunan diploid singkat.
7. Reproduksi secara aseksual dengan pembentukan spora-spora. Jamur
yang hidup di air pada umumnya dengan spora-spora yang berbulu
cambuk, jamur yang hidup di daratan spora-spora ada yang dibentuk
di dalam sel-sel khusus (misalnya pada asci) berupa endospora atau
ada yang di luar, yaitu pada basidium sehingga disebut eksospora.
(Marsusi, 2000:54)
8. Tumbuhan jamur merupakan generasi haploid (n).
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan memberi comment jika punya usul atau pertanyaan.....